25 Januari 2011

BEak Song Jo Diaries 2 (Play Full Kiss)- Epilouge



DUA TAHUN KEMUDIAN
Ketika cahaya merah matahari yang terbenam di langit yang hitam
Seekor burung terbang di antara langit dan lautan.
Ketika mendengar suara sepedahku yang menggores angin di musim gugur lautan yang membuat pendengaranku terasa tenang…

“Dokter Baek kau pulang? Kau pulang terlambat.”
Seorang Nenek yang sedang mengumpulkan jaring ikan itu
mendekat untuk menyapaku.

Seung Jo : “Ya aku pulang terlambat karena baru kembali dari rumah Tuan Lee, Mandor Desa ini.”
Nenek : “Oh! Orang itu dapat terus bertahan karenamu Dokter Baek.”
Seung Jo : “Tidak juga. Nenek, Bagaimana pinggangmu yang sakit itu?
Nenek : “Setelah mendapat obat yang kau berikan Dokter Baek, Aku sembuh dengan sangat mengejutkan.”
Seung Jo : “Itu melegakan. Jika kau kehabisan obat maka datanglah padaku dan aku akan berikan kembali.”
Nenek : “Baiklah, Tapi muskipun aku tidak datang padamu, Perawat Ha Ni akan memeriksanya dan mengaturnya untukku. Dimana kau menemukan istri yang cantik seperti itu. Dia adalah keberuntunganmu Dokter Baek.”
Seung Jo : “Ya. Dia adalah keberuntunganku. Tolong jaga kesehatanmu.”

Kapal hanya datang dua kali sehari dimana
Nenek dan Kakek tidak tinggal disini.
Di pulau ini Ha Ni lebih populer,
Seorang pengantin muda yang mengikuti suaminya.
Para Nenek dan Kakek sangat mencintainya karena dia datang kemari mengikutiku yang di tugaskan di pulau terpencil dan kesulitan.

Memikirkan apa yang terjadi sebelumnya itu membuatku merasa tertawa.
Alih-alih menjadi Dokter Militer kini aku menjadi Dokter Umum Kesehatan untuk 3 tahun dan di tepatkan di daerah terpencil untuk memberikan layanan yang baik.

Aku harus menerapkannya untuk suatu posisi di sebuah pulau, Tapi jika aku harus melakukan ini, aku menginginkan bekerja di sebuah tempat yang benar-benar membutuhkan layanan.
Aku ingin menemukan tempat dimana pekerjaanku ini dapat membayar sesuatu hal yang luar biasa, dimana banyak orang tidak ingin pergi kesini karena tempat yang kecil yang sulit di temukan.

Aku tetap tidak dapat melupakan tatapan keluargaku saat aku mengatakan dimana aku akan bekerja, pindah ke sebuah pulau yang jaraknya 5 jam dari Seoul dan harus menggunakan perahu selama 1 jam.
Pada saat itu Ha Ni lulus dari sekolah keperawatan dan mendapat kerja di rumah sakit, karena dia sudah menyelesaikan 1 tahun masa latihannya. Tapi dia berkata dia tidak pernah memikirkan ini.
Dia menangis dan tidak makan untuk beberapa hari.
Berkata bagaimana dia bisa tinggal begitu jauh dari seseorang yang di cintainya dan bagaimana dia tidak ingin melakukan ini….
Ini mungkin karena Aku mencintaimu lebih dari cintamu.
Aku lebih merasa menderita saat melihat Ha Ni yang menangis. Aku akan merasa lebih sedih karena akan jauh darimu…


Saat matahari terbit, kau membuka matamu dan
memberikan kecupan singkat di keningku.
Saat malam kau melihatku dengan nyaman dan tertidur saat aku bernafas.
Lenganmu itu menyelimutiku…
Kehangatanmu dan tubuhmu yang gemuk itu…
Sekarang aku tanpamu merasa kosong dan tidak bisa tertidur…
Aku seperti orang bodoh!

Dan kau berfikir bahwa aku tidak lebih mencintaimu sayang…
Setelah kau menangis, tidak makan beberapa hari dan membuat kehebohan ini kau berkata… Setelah menjadi pandai dengan pelatihan perawat dan setelah menjadi Istri seorang dokter, kau akan mengikutiku. Kau mengatakan hal itu dengan mata terpejam dan menangis. Ya kau memberikan aku sebuah izin.

Saat hari aku akan pergi sendiri, Kau mencoba dengan keras agar tidak menangis dengan menggiggit bibirmu itu di depan Pelabuhan Incheon.
Saat melihat Ha Ni, haiku ikut terguncang dan aku bahkan tidak bisa megatakan “Hiduplah dengan baik dan jaga dirimu.” Yang aku bisa lakukan hanya berbalik dan pergi…

Bagaimanapun setelah 3 bulan berlalu, kau tidak bisa hidup tanpa melihatku dan akhirnya kau datang kemari.
Saat aku mendengar suara kaki Ha Ni…
Saat dia mengatakan ‘Seung Jo’ dengan suaranya yang cengeng itu…
Saat dia berlari kepelukanku…
Kejadian itu membuatku gila. Ini adalah hal yang ku rindukan… Menunggu tanpa tau harus mengatakan apapun dan hanya bisa menerima.

Saat aku kembali dari tugasku,
seorang anak kecil berusia 5 tahun dengan mata yang lebar itu berlari kearahku.
Ya.
Dia putriku.

Ha Ni : “Baek Seung Ha! Apakah kamu tidak akan kemari? Kau tidak perlu berlindung di belakang Ayahmu!
Seung Ha : “Ibu… Maafkan aku.”
Seung Jo : “Seung Ha-ku, Apa yang kau lakukan lagi sehingga Ibu marah seperti itu?”
Seung Ha : “Ayah, aku takut pada Ibu.”
Ha Ni : “Jangan berfikir untuk melindungi Seung Ha hari ini. Dia kembali merusak mainannya. Gadis seperti apa yang selalu penasaran akan banyak hal?”
Seung Ha : “Aku sangat penasaran apa yang harus kulakukan agar suara dan gambarnya keluar.

Whoo. Kau, hanya karena kejadian lainnya yang di sebabkan
rasa penasaran lagi!
Selalu saja dua orang ini seperti ini, dan hari pun terjadi kembali.

Seung Jo : “Baiklah? Apakah kau benar-benar penasaran dengan ini? Tapi jika kau mengambil ini maka kau harus mengembalikannya seperi semuka. Sekarang, sebelum ibu kembali marah, haruskah kita mengembalikannya seperti semula? Bagian mana yang kau hilangkan sekrupnya?”

Mata yang penuh rasa penasaran itu menarik tanganku dan mengikutiku.
Ha Ni : Berapa kali kau melakukannya? Jam, radio dan akhirnya permainan yang Paman Eun Jo kirimkan untukmu. Sekarang tidak ada jalan lain, kau harus di hukum!!”
Seung Jo : “Seung Ha ayo kabur!”
Seung Ha : “Ayah, aku ikut! Ha Ha Ha Ha”


Seorang anak dan Ibu yang menggerutu,
Tawa anak itu membuat sekeliling rumah menjadi sangat hangat.
Ngomong-ngomong, hatiku terasa dipenuhi bunga….

Seung Ha : “Ayah, mainkan gitar. Aku akan menyanyi lagu ’3 beruang’”
Seung Jo : “Haruskah aku memainkannya?”

Dia tau apa yang harus dia lakukan saat Ibunya marah.

Seung Ha : “3 beruang hidup di satu rumah. Ayah beruang, Ibu beruang, dan Bayi beruang. Ayah Beruang kurus, Ibu Beraung gemuk…”
Ha Ni : “Baek Seung H! Kau lagi!! Ibu beruang tidak gemuk tapi Ayah beruanglah yang gemuk!”
Seung Ha : “Tidak. Di rumah kita Ibu beruanglah salah stau yang gemuk, benar?”
Seung Jo : : “Kau membuat lelucon dengan mengatakan Ibumu gemuk?”
Seung Ha :”Ayah menyukai Ibu yang gemuk bukan? Bukankah itu bagus jika Ibuku yang tercinta ini mengambil alih dunia?”
Ha Ni : “Seperti yang diharapkan, suamiku yang terbaik!!”

Ha Ni mengangkat jempolnya dan dia tertawa bersinar.
Jalanku untuk mencintanya adalah dengan menjadi suami yang baik.
Ya perlahan-lahan…

Setelah menidurkan Seung Ha di malam hari.
Kami pun berbincang-binang mengenai hal-hal kecil.
Ha Ni : “Bagaimana kabar Kakek Lee?”
Seung Jo : “Ya, dia sudah lebih membaik.
Ha Ni : “Aku sangat terkejut pada hari itu…”
Dia dalam kondisi yang sangat serius karena tekanan darahnya sulit di periksa di mesin dan saat dia mendapat panggilan periksa tiba-tiba saja dia pingsan. Untung saja cepat dia mendapat perawatan CPR sehingga dia dapat melewati masa krirsnya tapi dia perlu pergi ke rumah sakit yang lebih besar dan mendapatkan perawatan.
Seung Jo :”Walaupun dia membutuhkan rumah sakit yang besar dan sebuah perawatan, tapi karena dia mempercayaimu Doker Baek maka dia tidak ingin pergi. Jika ini terus berkelanjutan, bagaimana jika ini menjadi lebih serius?”
Ha Ni : “Semua Nenek dan Kakek seperti itu. Mereka berfikir jika mereka rindu dengan pekerjaannya sebagai petani maka mereka akan mendapat sebuah masalah besar. Apakah kau pikir anak mereka tau bagaimana mereka hidup dengan bekerja keras?”
Seung Jo : “Aku tau… Oh Yeah, Nenek dari Mokpo itu memberikanmu pujian hari ini sayang. Dimana kau selalu menjaga obat-obatnya.”
Ha Ni : “Tentu saja, siapa dulu aku….? Ini bukanlah masalah besar bagi Istri Dokter Baek Seung Jo yang jenius itu.”

Ha Ni benar-benar merawat Nenek dan Kakek yang membutuhkan perawatan.
Memijat kaki Kakek yang kelelahan setelah mengurus lahan pertaniannya.
Memeriksa dan mengirimkan obat bagi mereka yang tidak bisa datang ke klinik kesehatan.
Bahkan dia membantu memandikan Nenek untuk mandi.
Ha Ni mempelajari prinsipku, ‘Jangan melihat penyakitnya, tetapi melihat orangnya, seseorang yang membantu seseorang.’ dia melakukan prinsip itu lebih baik dari yang kulakukan.
Ini lah istriku.
Cantik.

Perlahan-lahan perasaanku kepadamu semakin besar.
Di dalam pelukanku, wangimu itu membuat bibirku bergetar.
Dan aku berharap Aroma itu membuat tubuhku tergetar.
Semakin aku melihatmu, aku merasa cinta kita seperti lautan.

“Ring Ring.”
Telfon penting itu datang di saat waktu pribadi untuk seorang pasangan.
posting by : zoladiaries

Beak Song Jo Diaries 1 (Play Full Kiss)- Epilouge



Song Jo
(Satu Tahun kemudian )
Kkong Dang Kkong Dang
Aku dapat mendengar Ha Ni menaiki tangga.
Suara Ha Ni yang kembali kepelukanku, membuat bibirku perlahan-lahan tersenyum.
“Aku kembali.” Ha Ni mengatakannya dengan suara yang lesu.
Dengan tugas akhir Ha Ni untuk tesnya itu dia membutuhkan banyak energi bahkan dia harus melindunginya dari hal yang menyedihkan.
Whoo~ Dia datang ke sisiku dan menghembuskan nafasnya.
Dari balik punggungku aku mendengar suara hati Ha Ni dan itu membuatku merasa baik.
Perlahan-lahan aku mengangkat lengannya dan memberikannya ciuman di belakang.
Dan dia balik memberikan ciuman hangat pada daun telingaku.
Skinship itu hanya datang sesaat.
Seperti salju yang datang di musim semi lalu meleleh.
Seung Jo : “Apa itu begitu sulit?”
Ha Ni : “Ya.”
Ini pasti sangat sulit karena dia tidak mengatakan tidak.
Seung Jo : “Cuci muka dan cepatlah istirahat.”
Ha Ni : “Tidak. Aku harus belajar sedikit lagi. Besok adalah test yang terakhir.”
Seung Jo : “Apa kau membutuhkan bantuan?”
Ha Ni : “Tidak. Aku akan melakukannya dengan caraku.”
Seung Jo : “Ada apa denganmu? Kau tidak meminta bantuanku.”
Ha Ni : “Ini pasti sulit untukmu juga kan? Aku dengar kau akan ada test sistem saraf besok.”
Aku merasa tersentuh mendengarnya.
Hari ini aku melihat dia berfikir secara mendalam dan mencoba berdiri di jalannya.
Untuk seorang jenius sepertiku kesulitan dalam belajar
kedokteran adalah menyita tenagaku.
Bahan untuk belajar kedokteran sangat besar sehingga
tidak ada yang seharusnya belajar sendiri.
Entah itu belajar kelompok atau berbagi informasi dengan teman atau dari catatan senior.
Terlalu banyak yang harus di hapalkan.
Aku sangat berterima kasih atas nama cinta untuk mengenali dan memikirkan ini.
Ibu Seung Jo : “Hani, Lanjutkan belajarmu setelah kau makan snack ini. Oh tuhan! Bagaimana bisa begitu sulit? Kau cukup memiliki anak dan hidup dengan tenang dan manis sebagai gantinya.”
Begitu aku tertidur, Ibu datang diam-diam.
Hari ini Ibu sangat sibuk menyiapkan snack untuk Ha Ni.
Semakin lama HaNi-ku akan terlihats seperti Babi
Hani : “Ya, terima kasih. Kau tidak perlu melakukan ini, kau bahkan tidak tidur. Jika aku lapar maka aku akan mengambilnya.”
Ibu Seung Jo : “Tidak. Ini lah bagaimana aku hidup. Aku hidup tanpa bersenang-senang setelah aku membesarkan dua adik kaka yang begitu kaku seperti mayat.”
Tentu saja itu adalah sesuatu yang pasti akan Ibu katakan.
Ok! Tiba-tiba saja Ha Ni muntah. Ada apa ini?
Ibu Seung Jo: “Apa ada yang salah dengan rasanya? Apa tidak enak? Aku hanya mempersipkannya.”
Ha Ni : “Tidak. Aku hanya merasa tidak enak badan. Ini pasti karena aku sedikit kelelahan.”
Ibu Seung Jo : “Kau… Apa kau memiliki berita bagus…?”
Ibu pasti berfikir Ha Ni hamil. Aku sebaiknya menghentikan pembicaraan ini.
Seung Jo : “Ibu! Kumohon berhenti berbicara dan turunlah ke bawah untuk tidur. Aku harus pergi besok pagi. Kau tidak perlu menceritakan kisahmu tentang hubungan Ibu Mertua dan Anak menantu. Semua sudah mengetahui hal itu.”
Ibu Seung Jo : “Oh? Apakah kau terbangun karena aku? Maaf! Ha Ni! Jika kau merasa tidak enak badan maka sebaiknya kau cepat meminum obat.”
Ibu mengatakannya dengan nada suara yang lembut dan nyaris hilang.
Lalu Ib upun pergi ke bawah.
Setelah mendengar suara Jam Alarm, Ha Ni tidak juga bangun.
Seung Jo : “Bukankah ini waktunya kau pergi ke kampus? Kau harus bangun.”
“Baiklah.” Ha Ni mengatakannya namun saat dia mengatakan itu suaranya terdengar tidak ada kekuatan sama sekali.
Saat aku meletakan tanganku di keningnya, Dia sedang demam.
Saat memeriksanya, aku melihat lingkaran hitam di bawah matanya dan wajahnya tidak terlihat segar hari ini.
Dia pasti sedang sakit.
Seung Jo : “Kau sepertinya sedang demam. Jadi pergilah ke rumah sakit.”
Ha Ni : “Baiklah. Setelah dari kampus aku akan pergi ke rumah sakit dan pulang ke rumah.”
Ha Ni
‘Apa yang harus kulakukan? Aku hamil. Aku tidak dapat menjadi perawat dan tidak dapat menyelesaikan apapun.’
Pertama kali menjadi seorang Ibu. Aku benar-benar merasa bodoh.
Seung Jo juga sedang sibuk belajar dan jika tiba-tiba dia tau mengenai akan memiliki anak maka itu akan menjadi sulit untuknya, kan?
Dan jika Ibu mengetahui hal ini maka dia akan memintaku untuk menyerah menjadi perawat.
Apakah aku harus menyerah dengan cita-citaku ini?
Apa yang harus kulakukan?
Aku merasa hatiku terbebani saat aku berfikir bahwa aku tidak bisa meneruskan mimpiku untuk menjadi seorang perawat demi memiliki bayi.
Begitu aku pulang, Ibu langsung menanyakan beberapa pertanyaan padaku.
Aku rasa dia mencoba mengantisipasi sesuatu.
Aku hanya berkata bahwa aku sedang sakit perut dan aku langsung menaiki tangga menuju kamar.
‘Seung Jo, cepatlah dan pulang. Apa yang harus aku lakukan?’
Walaupun aku dengan sabar menunggu Seung Jo pulang, d
ia tetap pulang terlambat hari ini juga.
Mahasiswa yang lainnya dari Kelompok Belajarnya tinggal bersama namun karena Seung Jo sudah menikah maka dia pulang ke rumah walaupun dia selalu telat.
Aapakah dia akan senang jika tiba-tiba kami memiliki
anak di tengah-tengah kesibukan kami belajar?
Saat sedang menunggu Seung Jo. Sejumlah pikiran datang dan menghantui pikiranku.
‘Aku harus menunggu dan mengatakan padanya mengenai ini saat test kami sudah berakhir. Jika aku mengatakannya sekarang maka dia akan sulit konsentrasi dalam belajar. Bayi, Maafkan aku! Aku bukannya tidak senang mendapatkanmu, tapi Ibumu dan Ayahmu sedang sedikit sibuk. Maaf Bayi…’
Seung Jo :”Apa yang mereka katakan saat di Rumah Sakit? Apa kau baik-baik saja?”
Ha Ni : “Ya.”
Seung Jo : “Minggu depan saatnya test, Apa kau yakin?”
Ha Ni : “Ya. Aku harus lulus! Untukku, untukmu dan untuk ba… HMPH!”
Ha Ni sedang berbicara namun tiba-tiba dia menutup mulutnya
dengan tangan dan berhenti berbicara.
Seung Jo : “Apa?”
Ha Ni : “Ah tidak apa-apa.”
Seung Jo : “Kau sudah bekerja keras Ha Ni-ku! Tunggulah beban berat ini untuk beberapa hari lagi.”
Seung Jo
Melihat Ha Ni yang diam, aku pun menariknya ke pelukanku dan mengelus rambutnya.
Nafas Ha Ni yang lembut itu terasa di dadaku.
Aku merasa sangat damai saat Ha Ni di pelukanku.
Seperti cahaya kembang api, perlahan-lahan di keningnya, lalu di daun telinganya aku menciumnya.
Perlahan-lahan ini semakin hangat. Dia seperti yang meleleh dan Ha Ni mulai merapat kempelukanku.
Nafas itu semakin cepat dan dalam. Saat aku ingin merapat padanya, dia tiba-tiba mendorongku menjauh.
Seung Jo : “Kenapa? Apa ada yang salah? Kau tidak menyukainya?”
Ha Ni : “Ini karena aku sedikit lelah. Maaf. Mungkin karena test maka aku sedikit tidak nyaman.”
Aku merasa khawatir dan sakit saat melihat Ha Ni benar-benar lelah.
“Kalau begitu, biarkan aku memelukmu dan tidur.”
Kenapa dia seperti ini, Apakah ini benar-benar karena test? Ini terlihat seperti ada sesuatu yang dia khawatirkan. Dia tampak begitu tertekan karena test ini. Aku harus bisa menghiburnya bagaimanapun juga caranya.

HA NI
Walaupun aku ada di pelukan Seung Jo dan berciuman dengannya tapi aku tetap tidak dapat berhenti mengkhawarikan apa yang akan terjadi nanti.
Apa yang harus di lakukan? Apakah seseorang sepertiku dapat menjadi Ibu yang baik? Aku tidak pandai, orang yang ceroboh dan selalu mendapatkan kecelakaan. Dan bagaimana jika aku tidak bisa bersama anakku? Seperti yang terjadi dengan Ibuku.
Aku tidak ingin memikirkan hal ini tapi hal ini terus muncul dan membuatku merasa khawatir.
‘Seung Jo, apa yang harus kulakukan? Aku ingin menjadi seorang Ibu setelah menyelesaikan mimpiku dan menjadi orang yang baik. Karena sudah terjadi seperyi ini, Apa yang harus kita lakukan? Oh Ha Ni! Berhentilah panik dan mulailah rajin belajar!’
Seung Jo
Aku pikir dia sudah tertidur, Tapi Ha Ni diam-diam melepaskan pelukanku dan duduk di depan meja. Dia terlihat begitu sedih.
Siput itu terlihat sangat rajin demi menggapai mimpinya. Aku bangga padamu Ha Ni, tapi melihatmu seperti ini. Ini membuat hatiku seperti tertancap pisau.
Aku melihatnya dari belakang saat dia sedang belajar tanpa mengatakan apapun.
Semangat siputku Oh Ha Ni!
Perlahan-lahan dia jatuh di meja dan tidak terbangun lagi.(Maksudnya ketiduran)
‘Dia pasti tertidur muskipun ia tidak bisa terjaga terus semalaman.”
Angin berhembus…
Aku berfikir dia akan terbangun jadi aku pelan-pelan sekali mengangkatnya dan memindahkannya ke atas kasur. Setelah itu aku memilihkan beberapa pertanyaan untuk ujian dan menjelaskan masalah dari pertanyaan yang dia jawab salah dan memeriksa masalah apa saja yang perlu kau ketahui. Ini asalah hadiah kecilku untuk kerja kerasmu.

Ha Ni
Akhirnya hari ini adalah test…
Mulai sekarang, Bayi ini dan aku dapat mengatasi masalah ini.
Karena kami sama-sama belajar, bayi ini pasti merasa menderita saat aku menarik perutku, itu terkadang terasa sakit.
Maafkan aku, aku hanya terkejut bayi. Maaf Bayi. Namun pada saat aku membelai perutku maka semuanya akan baik-baik saja.
Kau pasti akan sangat tulus dan seperti aku. Kau akan sangat dingin jika kau seperti Seing Jo.
Tunggu… Bagaimana jika kau sepertiku yang tidak pintar?
Tidak. Bayi kumohon kau harus memiliki otak Seung Jo dan kepribadian sepertiku.
Kumohon… Aku sungguh-sungguh memohon padamu Bayi.
‘Lakukan yang terbaik untuk test.’ Kata Adik ipar Eun Jo.
‘Ha Ni! Minumlah beberapa obat untuk menenangkan hatimu.’ Ucap Ibu yang selalu khawatir.
‘Makanlah bekal makan siang ini’ Ucap Ayahku
Dan Ayah Mertua hanya menepuk punggungku memberi semangat.
Semua orang memberikan semangatnya dan datang ke tempat test.
Tapi mengapa aku merasa pusing? Ini tidak boleh terjadi. Biarkan aku mendapat kekuatan.
Bayi! Smeoga kekuatan itu di berikan kepada kita. Semangat untukmu juga Seung Joo! Berikan kami kekuatan.
Seung Jo
Aku sedang menunggunya di depan tempat test, sebaiknya aku membawanya pergi untuk makan sesuatu yang baik.
Untung saja udara tidak sedang dingin.
Kau pasti melihatku dari jauh karena kau terus tersenyum dan berlari ke arahku.
‘Apa kau merasa begitu baik?’
Senyuman itu memenuhi hatiku seperti pemandangan musim semi
dan bunga yang bermekaran.
Aku merasa hatiku berdebar-debar dan merasa gembira. Tiba-tiba Ha Ni pingsan di depanku. Dan secara tiba-tiba hatiku terjun kedalam lubang yang begitu besar.
Dokter : “Karena terlalu stress yang di terima oleh Ibu maka Bayi juga merasa stress. Jadi sebaiknya anda sebagai Suami tolong menjaga istrinya agar tidak mendapat stress. “
“Ibu?” Aku merasa seseorang memukul bagian belakang kepalaku dengan palu.
Seung Jo : “Apa kau sudah tau?”
Ha Ni : “Yeah.”
Seung Jo : “Bodoh, kenapa kau tidak memberitahuku?”
Ha Ni : “Karena kau akan kaget dan sibuk. Aku juga tidak menyiapkan apapun.”
Suara yang keluar dari mulutnya itu terdengar begitu ragu-ragu.
Seung Jo : “Lalu apa kau berniat menggugurkannya?”
Ha Ni pasti sangat kaget dengan suaraku yang marah dan matanya terlihat membesar lalu dia mengangguk dan mengatakan hal ini sambil menangis,
Ha Ni : “Aku pikir ini akan membingungkanmu jika aku mengatakannya saat kau sedang sibuk belajar, setelah kita menyelesaikan test ini…..”
Seung Jo : “Kenapa kau tidak mempercayaiku? Kau yang membuat semua penderitaan ini dan aku bahkan tidak tau jika kau tertawa seperti orang bodoh. Kenapa kau membuatku terlihat seperti orang yang jahat? “
Melihat tangisan yang jatuh dari mata Ha Ni, Aku berhenti mengatakan kata-kata yang menyakitkan.
Mengatakan kata-kata ini aku pikir Bayi ini akan mendengarnya dan aku mengabaikan mata Ha Ni.
Baek Seung Jo. Kau memiliki jalan yang panjang untuk pergi…
Dia terus menundukan kepalanya, menangis dan dengan wajah ketakutan itu suaranya bergetar, “Tidak itu… itu… bukan itu. Jika Ibu mengetahui ini… Berhenti belajar… Biarkan itu pergi… Dia pati akan mengatakan seperti itu. Aku benar-benar ingin menjadi seorang perawat dan Istri yang baik untukmu…”
Hani yang setengah menangis ini dan Bayi ini membuat hatiku luluh.
Jika saja dia bertemu dengan laki-laki normal maka Bayi ini tidak akan menderita seperti ini…
Jika aku lebih menjaganya…
Seseorang yang menjadi dokter bahkan tidak mengetahui bahwa istrinya sedang hamil dan dia menderita seperti ini…
Sesaat aku merasa bahwa tanggung jawab ini mencekik-ku
Dengan diriku ini bagaimana aku mengatasi rasa ketakutan ini dan membuat Bayi ini nyaman?
Kata ‘Maaf’ tidak keluar dari mulutku. Aku merasa begitu rendah dan buruk, dan yang bisa lakukan hanya memeluk Ha Ni.
Dan pada saat aku menelan semua kesedihan ini semuanya keluar begitu saja, tangisan yang sedih untuk sesaat.
Berapa lama tubuh mungil ini dalam penderitaan?
Seperti suami yang bodoh, tangisan itu membuat tulang ini sakit.
Tangisan dari laki-laki yang membiarkan istrinya menanggung semua penderitaan ini.
Ha Ni : “Sebenarnya aku takut. Aku takut bahwa aku tidak bisa menjaga anakku seperti yang Ibuku lakukan. “
Aku mengerti. Kau merasa terluka dari sesuatu yang bahkan aku tidak pernah pikirkan.
Seung Jo : “Itu baik-baik saja. Kau memiliki aku. Aku akan menjagamu. Tidak peduli apapun aku tidak akan membiarkanmu pergi meninggalkanku sendri. Jadi jangan khawatir. Mengerti?”
Sebuah janji dan ciuman.
Air mata di pipinya dan air mata di bulu matanya itu.
Air mata penderitaan di keningnya yang memerah juga…
Mulai sekarang jangan menangis sendiri.
Dengan menghilangkan air mata ini maka aku juga akan menghilangkan semua kesedihanmu.
Kesendirian yang ada di air matamu itu aku minta kau menghapusnya.
Perlahan-lahan air mata Ha Ni pun mulai mereda.
Dengan wajah yang penuh air mata itu dia bertanya, “Apa kita tetap akan memberitahu hal ini pada orang tua kita?”
Seung Jo : “Tidak. Dengan sikap Ibu yang agresif itu kita tidak tahu apa reaksinya jadi kita harus menunggu hingga hasil tes-mu itu keluar. Setelah kita lulus maka dia tidak akan meminta kau untuk keluar atau berhenti kuliha. Ngomong-ngomong, aku dengar jika seseorang sedang hamil maka akan menginginkan sesuatu. Apa kau menginginkan sesuatu?”
Ha Ni : “Apa kau benar-benar akan membawakan apa yang aku inginkan?”
Seung Jo : “Tentu.”
Ha Ni : “Sejauh ini belum ada yang aku inginkan.”
Menanyakannya seolah-olah jika dia tidak percaya dan dengan matanya yang berkilau.
Apakah aku benar-benar seperti itu? Ini adalah sesuatu yang tidak pernah aku pikirkan sebelumnya.
Seujujurnya walaupun aku mengatakan aku mencintaimu tapi terkadang aku mengabaikan hal-hal kecil yang kau lakukan untukku.
Maafkan aku lagi. Kenapa cinta berarti mengatakan maaf?
Kapan akan ada hari dimana cinta lebih efisien dengan mengatakan maaf?
Ha Ni : “Aku ingin makan Strawberi. Apakah ada Strawberi di bulan November?”
SeungJo : “Pasti ada rumah Strawberi. Aku akan membelinya!”
Untuk waktu merawatnya aku ingin mencobanya dan menyeimbangi apa yang dia telah berikan. Jadi aku pun berlari di tengah angin November.
Eun Jo : “Ibu, Lihat Kaka! Kenapa dia menyembunyikan Strawberi yang dia bawa dan berlari begitu cepat? Betapa memalukannya ini, dia berlari begitu cepat apa karena dia berfikir bahwa akan ada yang mencuri Strawberi itu?”
Ibu Seung Jo : “Apa? Strawberi?”
Dari belakang aku mendengar ekspresi Eun Jo yang ragu dan suara Ibu yang tiba-tiba penasaran. Aku harus menyembunyikan ini dan cepat kedalam kamar.
Seung Jo : “Ini, aku membeli Strawberi.”
Ha Ni : “Ini memakan waktu yang lama dari yang aku pikir. Apa tidak ada yang menjualnya di sekitar sini?”
Seung Jo : “Yeah. Tidak ada tetangga yang memilikinya jadi aku pergi ke supermarket besar. Aku pikir aku tertangkap basah oleh Eun Jo jadi cepatlah habiskan.”
Ha Ni : “Benarkan? Kalau begitu kita berdua harus memakannya.”
Seung Jo : “Jangan membagi itu! Kau harus memakannya sendirian! Apa ada lagi yang ingin kau makan?”
Tiba-tiba aku merasa hatiku terpenuhi oleh tatapan Mata Ha Ni yang seperti cahaya bulan.
Dengan cahaya bulan itu, hatiku dapat menghangatkan tubuhku.
Ibu Seung Jo :”Ha Ni! Seung Jo!”
Ibu begitu cepat dan suaranya seperti menghantak belakang kepalaku.
Ibu Seung Jo : “Kalian berdua memiliki sesuatu yang di sembunyikan benar bukan? Jawab dengan jujur. Apa Ha Ni hamil?”
Rasa penasarannya itu sungguh gila.
Seung Jo : “Ya.”
Ibu Seung Jo : “Benar? Tebakanku akurat! HA HA HA HA kenapa kalian menyembunyikan berita gembira ini? AKu merasa sedih.”
Ha Ni ” “Seujujurnya… Aku pikir kau akan memintaku untuk berhenti belajar.”
Ibu terlihat menyesal dan dia meminta maaf pada Ha Ni dan Ha Ni hanya menundukan kepalanya.
“Hey, Kenapa aku akan memintamu berhenti belajar? Kau sudah bekerja keras. Saat kau sedang dalam masa ngidam maka itu akan ada istirahat jadi tidak apa-apa. Dan jika di hitung maka bayi ini akan lahir di bulan Agustus. Itu akan ada waktu liburan lagi jadi ini sangat sempurna. Seung Jo, kau benar-benar jenius bahkan kau sudah membuatnya dalam waktu yang sangat tepat.”
Di daftar Ibu yang Ibu buat ini tampak begitu sempurna
Dia selalu sibuk. Tapi dia begitu cepat jadi aku rasa ini tidak aka menjadi masalah.
Ibu Seung Jo :”Jangan khawatir dan cukup lahirkan bayi yang sehat. Aku akan mengatur semuanya.”
Seung Jo : “Jangan memakaikan pakaian bayi perempuan lagi!”
Ibu Seung Jo : “Tidak! Aku tidak akan melakukannya lagi! Ha Ni akan melahirkan Bayi yang cantik kan? Benar Ha Ni? Apa yang kau lakukan? Cepat telfon Ayahmu. Eun Jo! Kau juga harus memikirkan nama Bayi! Ah kita harus mengambil foto perayaan!”
Suara yang ribut itu keluar dari suara Ibu yang penuh dengan kegembiraan dan memenuhi rumah ini. Awal penderitaan ini sudah pergi dan sekarang cahaya matahari membuat semua ini bersinar.
Dan untuk Bayi kami juga ^^

SYunting by : zoladiaries

Beak Song Jo Diary 4


Ini konyol.
Apa yang ia pikirkan dan membawa foto itu ke sekolah?
Apa dia ingin sekali dihubungkan denganku?
Dan juga mengapa ibu menerbitkan foto ini di blog...

Bahaya umum Oh! Ha Ni!

"Ya, Baek Seung Jo bukankah dia lucu?
Pura-pura sombong, benar, mulai beberapa waktu lalu.."
"Tapi mengapa harus Oh Ha Ni? Si bodoh itu..."
"Seharusnya? Jangan bilang mereka berdua sudah"
"Tapi Oh Ha Ni, bukankah dia pacaran dengan Bong Joon Gu?"
"Jadi Baek Seung Jo yang merebut darinya?"

Suara bergumam dimana-mana, seluruh sekolah seperti sarang lebah,
setiap kali aku lewat,
tidak mencari tahu dulu dariku kebenarannya,
gosip itu semakin besar seperti bola salju,
mereka bahkan tidak tahu apa yang terjadi dan
tapi bergosip terus,
Aku benci itu, aku seperti di selokan sekarang...
Oh Ha Ni! Menyebalkan!
"Berhenti bersikap seperti ini"
"Aku paling tidak suka orang sepertimu"
"Bodoh, tidak mengerti situasinya
tapi bersikap seolah-olah tahu segalanya"

Dengan dingin, melampiaskan semua amarah yang terkumpul,
sebenarnya tidak semuanya ditujukan pada Ha Ni, hanya saja
ada banyak hal yang membuat frustrasi,
aku hanya mencari pelampiasan kemarahanku.

Jadi..jadi..
Hanya saja, ketika aku melihat sorot putus asa dalam mata polosnya,
Aku memalingkan muka.
"Bukan itu, tapi aku."
"Seung Jo pasti akan berpikir kalau aku sengaja melakukannya"
"Sepertinya dampaknya sangat besar"

Mendengar suara yang aku benci,
suara yang membuatku sakit kepala terdengar lewat jendela.
Bodoh...

Mengapa aku tidak langsung marah?
Ketika teman-temannya ada...betapa memalukan

Mengapa kemarahanku bisa timbul tiba-tiba,
langsung memarahi seperti itu, tidak bisa mengendalikan-nya...
Aku tidak pernah sekejam ini pada seseorang sebelumnya.
Ditemani sinar bulan yang menerobos masuk ke kamar,
aku mendengar suaranya.
Suara sedih yang datang bersama angin

Aku ingin menggodanya setiap kali aku melihatnya.
Bergetar karena sentuhan lmbut, reaksinya sangat menarik.
Setiap disentuh, akan terbuka seperti musim semi, sungguh menakjubkan.

Tadi marah, dan kemudian tersenyum,
kombinasi dari berbagai macam emosi.
Ha Ni seperti anak kecil.

Apa artinya dengan melempar kaus kaki, aku ingin tahu,
tapi dia sangat panik. Lebih cepat dari kelihatannya?
Bahkan orang bodoh pun akan tahu...kekeke

Lari dan jatuh lagi dan lagi,
tersenyum dan lari seperti ini untuk pertama kalinya,
kalau dia ada, aku akan tersenyum sesekali.
Aku akan mengatakannya lagi, hanya sesekali.
Karena perintah ibu,
aku harus membawakan air untuknya

Hal menakutkan hampir terjadi,
hatiku masih berdebaran sampai sekarang,
dan paman yang merasa jatuh dalam neraka saat itu.
Maaf! Maaf! Ha Ni akan menangis jika diteruskan lagi.

Jadilah seperti itu,
dua orang ini adalah dua orang yang bukan keluargaku,
bukan dua orang yang tidak merasakan bahaya.
Benar-benar menyentuh hatiku.

Mungkin jika Ha Ni benar-benar celaka,
paman tidak akan bisa hidup lagi...
Apa yang akan terjadi padaku? Aku...
Bodoh!
Oh Ha Ni! Kau benar-benar bodoh.

Kau tidak bisa berenang dan
kau tetap lompat ke dalam air seperti ini,
kesulitan, kesulitan tanpa henti,
meskipun terus saja menyiksanya dengan semua kata-kata keras,
tapi dalam hatinya,
kenyataan kalau dia bersedia mati untuk melindungi,
keinginan seperti ini terasa sedikit berat

Bong Joon Gu, Oh Ha Ni, kedua orang ini mirip.
Untuk melindungi orang yang mereka cintai,
untuk melompat kedalam api.
Konsentrasi untuk lari dengan segenap hati mereka.
Seperti orang bodoh...

Apa yang sebenarnya ingin kau lindungi?
Apa itu yang sungguh ingin kau lindungi?

Oh Ha Ni
Apa ada batasan untuk tubuh sibukmu?
Dengan kau Ha Ni sebagai permulaan, lalu kedua temanmu,
sekarang bahkan seluruh kelasmu?
Apa yang ada dalam otakmu,
yang memberikan ide membawa begitu banyak orang ke rumah kami?

Meskipun aku menolak karena aku lelah,
tapi melihatmu yang menggosok tanganmu dan memohon padaku,
Aku merasakan ketulusanmu, tidak bisa mengabaikannya akhirnya.

Oh Ha Ni!
Apa itu yang ingin kau lindungi?
Siapa yang memberimu cinta seperti ini?
Hal yang tidak kumiliki, mengapa kau memilikinya...,
mengapa aku harus mengajar kelas 7 yang tidak ada
urusan denganku...Benar-benar tidak mengerti

Oh Ha Ni
Lihat beta[a kuatnya kau.
Bisa membuatku seperti ini...

"Karena aku pintar, aku juga pintar memasak!"

Sebenarnya aku mengatakan itu sengaja agar kau mendengarnya.
Jika demikian, Joon Gu yang seperti orang bodoh, dia seharusnya juga lumayan pintar.
Seberapa enak teokbokki buatan-nya,
memujinya seperti tidak ada hari esok saja.

Kau benar-benar lucu ketika kau jatuh dalam jebakanku.
Melemparkan batu ke arah Oh Ha Ni.

"Bereskan! Bersihkan kompor!"

Wajahnya ketika dia ngomel karena
dia tidak bisa makan satu suap pun,
tidak suka melihatnya.

Kau selalu membuat hatiku berdebar,
aku benar-benar tidak menyukaimu.
Aku menyembunyikan perasaanku lagi hari ini,
ini benar-benar sangat membuat frustrasi

Diary Beak Song Jo 3


Sepertinya aku jadi terbiasa tinggal bersama anak ini setelah sebulan,
tidak, atau seharusnya aku berkata aku sudah mulai terbiasa dengan masalah yang ia timbulkan untuk-ku? Ke Ke!

Karena harus sekolah, kemungkinan kami bertemu jadi bertambah.
Satu hari aku bergegas ke toilet karena sakit perut,
tapi aku hanya bisa mendengarnya menyanyi di balik pintu.
Aku tidak bisa apa-apa tapi heran apa yang ia lakukan di dalam sana,
apa ia tidak mau keluar? Dasar...

Jadi mulai saat itu,
Aku bangun lebih awal daripada dia untuk menggunakan kamar mandi,
ini benar-benar menyebalkan!

Mengapa sikat giginya diletakkan bersama dengan punyaku?
Bahkan Eun Jo juga merasa tidak senang dengan ini.
Karena aku dengar kalau meletakkan sikat gigi bersama akan
menyebabkan perasaan yang sangat aneh di masa lalu,
dan membuat aku merasa aneh sekarang.

Anak ini yang melambaikan tangan dan berkata "Halo!"
bahkan tidak tahu alamat rumah kami.
Jika aku pura2 tidak mengenalnya, dan tidak membalas sapaannya,
pasti aku harus mendengar omelan ibuku;
jika aku tidak berangkat ke sekolah bersama dengannya,
Aku akan mendengar omelan ibuku;
jika aku pulang dan tidak jalan bersama dengannya lewat gang gelap itu,
Aku akan mendengar omelan ibuku.
Karena anak ini, aku harus mendengar semua omelan itu
yang tidak pernah terjadi di masa lalu, apa ia tahu itu!
Nona pembuat masalah Oh Ha Ni!

Suaranya ketika cekcok dengan Eun Jo,
keributan-nya naik dan turun tangga,
suaranya ngobrol dengan ibu,
karena semua keributan itu, rumahku jadi kacau.
Tapi suara Oh Ha Ni yang variatif, membuatku melebarkan telingaku.


Benarkah?
Sejak kapan, sedikit demi sedikit, anak ini mulai terasa seperti keluarga?

Saat aku tahu kalau ternyata anak ini yang
main-main denganku.
Aku tidak tahan kecuali mencubit wajahnya,
saat aku mencubitnya, aku merasa sedikit panik.
Aku tidak terbiasa membuat kontak badan dengan orang lain,
tapi mengapa aku bisa mengulurkan tanganku
dengan alamiah kali ini.

Seperti mulai menerima gurauan dari Eun Jo?

Sambil teriak kesal, wajahnya jadi jelek,
tapi saat itu, aku sebenarnya berpikir ia jadi sedikit manis.

"Pu"takut kalau aku akan ketawa,
aku cepat-cepat berbalik agar ia tidak melihatku,
dan saat ini, aku sadar hati kami jadi semakin dekat lagi!

Sepertinya angin musim gugur mulai bertiup.

Saat aku memutuskan untuk menggendong Oh Ha Ni, si Bong Jun Gu ini
mendahuluiku, tidak tahu kenapa tapi aku merasa sedikit marah.
Aku jelas tidak punya rencana menggendongnya.
Tapi bagaimanapun, aku masih berpikir kalau Ha Ni,
yang mengacaukan hidupku sangat menjengkelkan.

Ketika aku melihat mereka berdua saling berpelukan
saat mereka menang tarik tambang,

"Apa ini, situasi apa ini?"

Hatiku sedikit sakit.
Mengapa? hati ini rasanya seperti diikat oleh sesuatu,
seperti ada halilintar di langit musim panas,
perasaan jadi tidak enak secara mendadak.
Ini sama sekali tidak ada hubungannya denganku!
Ini pertama kalinya, bekerja keras untuk sesuatu.
Melihat Bong Jun Gu yang teriak keras
sekali karena marah,
perasaanku jadi berubah lebih baik.
Kepala labu Oh Ha ni ini yang memberikan tongkat padaku,
meskipun tidak masuk akal,
tapi hati ini tetap sama,
mengapa ini membuatku merasa senang?
Akhir-akhir ini, kalau kami bertemu tapi pura-pura tidak melihat,
Aku tidak tahu mengapa,
tapi rasanya seperti sesuatu yang mengikat hatiku.


Ha Ni yang kakinya terluka jalan ke ruang tengah,
merasa malu, dan melakukan yang terbaik dalam segala hal,
meskipun tidak ada yang bisa ia lakukan dengan baik.

Ibu cuma pergi ke sekolah dan itu membuatnya sangat bahagia,
tersenyum dan berkata kalau ia merasa sangat beruntung,
membuatku berpikir tentang hari2 spi yang
sudah ia lalui tumbuh besar tanpa seorang ibu,
ini membuat hatiku tiba-tiba merasa sakit.
Sebelum aku mengenalnya, bagaimana ia menjalani hidupnya?

"Bi, Bi, Bong, Bong" Dia melambaikan tangan, menggoyang pantatnya,
menari, tapi mengapa anak ini sangat manis?

Pagi ini, ketika ia mengenakan kostum Bong Bong,
berkeringat di mana-mana tapi tetap memberi semangat untuk yang lain, apapun yang terjadi,
dia juga akan melakukan yang terbaik membuatku mulai merasa kalau ia manis.
Saat itu aku tidak sadar,
hatiku sudah maju satu langkah.

"Manis sekali!" tapi hatiku sekali lagi
mengambil alih sisi rasionalku,
Aku bilang : "Turun dan membantu sana!"
Meskipun aku ingin minta dia istirahat karena
kakinya, tapi sisi lain dalam diriku memintanya pergi membantu ibu.

"Jika kau tidak ingin meninggalkan rumah kami!"

Puji Tuhan, dia tidak menyadari.
Kalau itu sudah mencairkan sedikit, hatiku yang beku.