29 Januari 2011

Chocolate


CHOCOLATE adalah sebuah film bergenre drama action dari Thailand yang mengangkat sisi seni beladiri taekwondo. Film yang disutradarai oleh Prachya Pinkaew bersama timnya Ong-Bak dan Tom Yum Goong ini bercerita tentang seorang anak perempuan yang memiliki keahlian dan kekuatan yang luar biasa dalam ilmu beladiri taekwondo, sehingga orang di sekitarnya menyebutnya Kid Power.
Anak perempuan itu bernama Zen (Yanin Wismitanant). Walau Zen adalah penderita autis, namun penggemar cokelat ini mampu mencerna gerakan dengan cepat. Oleh karena itu, dia sama sekali tak kesulitan harus meniru gerakan taekwondo yang tersulit sekalipun.
Awalnya, kepiawaian Zen hanya dimanfaatkan untuk mencari uang tambahan dengan memamerkan keahlian bela dirinya. Zen memang hidup sendiri bersama ibunya, Zin (Ammara Siripong), sedangkan ayahnya, seorang yakuza Jepang, Masashi (Hiroshi Abe), terpaksa pulang demi keselamatan keluarganya.
Saat sang ibu didiagnosa terkena kanker, uang hasil pertunjukan Zen yang dibantu Muum (Taphon Phopwandee), anak jalanan yang diasuh Zin sejak kecil, tak mencukupi untuk biaya pengobatan Zin. Berbekal catatan dari diari sang ibu, Zen pun bertekad untuk menagih utang dari orang-orang yang dulu pernah meminjam uang dari Zin.
Porsche 911 Targa 4S
Sendirian, Zen berhasil 'menyikat' orang-orang yang menolak membayar utang. Namun masalah mulai menghadang kala mantan mitra kerja Zin, mafia Thailand, Number 8 (Pongpat Wachirabunjong), mencoba menyakiti Zin dan Zen. Number 8 adalah orang yang bertanggung jawab atas berpisahnya Zin dan Masashi.
Pada Mei 2008 lalu CHOCOLATE sudah rilis di negaranya yaitu Thailand. Saat itu,CHOCOLATE mendapatkan perhatian besar serta acungan jempol dari penonton. Hal tersebut didapat karena sang sutradara berhasil menggabungkan script dan adegan aksi marshal art Taekwondo dengan sempurna dan memukau. Ketika CHOCOLATE rilis di Amerika, film ini berhasil masuk dalam jajaran film yang paling bergengsi dan tidak bisa dilewatkan bagi setiap movie freak bahkan kalangan para atlet silat dan taekwondo.
Tailler Chocolate

IP MAN


Ternyata film kedua ini melebihi kesuksesan film pertama. Rencananya akan dibuat sequel yang ketiga. Yang menarik dari film ini adalah pengexploitasian secara utuh seni beladiri china(kung-fu) Wingchun yang merupakan ilmu dari Grandmaster IpMan dan merupakan ilmu yang menjadi bahan pengembangan oleh Bruce lee. Dalam film ini kungfu Wingchun disajikan dengan jelas dan pengkoreograferan yang sangat luar biasa melibatkan begitu banyak adegan perkelahian jarak dekat yang jarang ada dalam film kungfu modern. Mungkin banyak dari kita yang tidak tahu mengenai kungfu ini oleh karenanya saya mengupas secara singkat saja dibawah ini.
Film Ip Man dan Kungfu wingchun


Oleh. Julius Khang



Setelah puluhan tahun dari era 70an akhirnya dunia perfilman bergenre kungfu action dikejutkan oleh film Ip Man yang dirilis tahun 2008 dan dibintangi dengan apik oleh Donnie Yen yang memerankan sebagai tokoh utama seorang pendekar kungfu kenamaan hongkong bernama Ip Man yang merupakan guru dari Bruce Lee dan Ip man merupakan penyebar kungfu Wingchun di hongkong dan keseluruh dunia.

Film Ip man tidak diduga sangat sukses dipasaran dan kembali mengangkat nama Donnie Yen sebagai maestro film Hong Kong setelah Jacky Chan, Jet Le dan Chow Yun fat yang mendunia. Akibat kesuksesan film Ip Man ini maka segera dibuat sequelnya Ip Man 2 yang sampai saat ini masih diputar diseluruh dunia.

Ternyata film kedua ini melebihi kesuksesan film pertama. Rencananya akan dibuat sequel yang ketiga. Yang menarik dari film ini adalah pengexploitasian secara utuh seni beladiri china(kung-fu) Wingchun yang merupakan ilmu dari Grandmaster IpMan dan merupakan ilmu yang menjadi bahan pengembangan oleh Bruce lee. Dalam film ini kungfu Wingchun disajikan dengan jelas dan pengkoreograferan yang sangat luar biasa melibatkan begitu banyak adegan perkelahian jarak dekat yang jarang ada dalam film kungfu modern. Mungkin banyak dari kita yang tidak tahu mengenai kungfu ini oleh karenanya saya mengupas secara singkat saja dibawah ini.





Sejarah

Kungfu Wing Chun (”musim semi”) adalah salah satu beladiri china “internal” (Nei Kung). Sebuah sistem beladiri yang dikembangkan sebagai reaksi terhadap beladiri “eksternal” Kungfu Shaolin yang sebagian besar mengandalkan kekuatan.

Dalam salah satu legenda dikisahkan bahwa Kungfu ini diciptakan oleh Ng Mui dan kungfu “Wing Chun” dinamai dari perempuan murid Ng Mui yaitu Yim Wing Chun. Ng Mui adalah Kepala Biara (superior wanita) dan salah satu dari “lima orang tua” (Kepala Biara Ng Mui, Pendeta Jee Shin, Pendeta Pak Mei, Master Fung To Tak dan Master Miu Hin dari Shaolin selatan, sebuah biara Buddha di gunung Sung, Henan, Cina. Bersama dengan lima tetua lainnya, Ng Mui selamat dari kehancuran biara pada dinasti Qing, di akhir abad ke 18.

Melarikan diri ke Kuil Bangau Putih di gunung Tai, Ng Mui bertemu keluarga Yim Wing Chun. Seorang penduduk lokal berusaha memaksa Yim Wing Chun untuk menikah dengannya. Dengan niat menolong Ng Mui mengajar kungfu pada Yim Wing chun agar dapat menghadapinya.

Yim Wing Chun menguasai semua ilmu yang diajarkan oleh Ng Mui, dia mengajarkan kungfu ini pada suaminya. dan mulailah kungfu ini berkembang.

Biografi Ip Man

Ip Man lahir pada tahun 1898 di kota Fushan di kabupaten Namhoi, Provinsi Kwangtung, di Tiongkok Selatan. Ip Man belajar kungfu sejak umur 9 tahun dari master Chan Wah Shun, seorang jago silat aliran Wing Chun.

Yip Man belajar dengan Chan Wah Shun selama empat tahun, sampai kematian gurunya tersebut. Ip Man kemudian menghabiskan dua setengah tahun pelatihan dengan senior yang lain, Ng Chun. Ketika Yip berusia 16 tahun, orangtuanya mengirimnya ke Hong Kong untuk bersekolah di St Stephen’s College. Suatu saat di Hong Kong Ip Man menantang seorang kakek berusia 50 tahun. Ip Man yang muda dan masih berdarah panas dan mengagulkan ilmu dari gurunya Chan wah Sun tidak menyangka bisa dikalahkan dengan mudah oleh orang tua tersebut. Ip Man pun akhirnya ingin belajar dari orang tua itu yang bernama Leung Bik. Leung Bik menjelaskan perbedaan dalam Wing Chun yang diajarkannya dibandingkan gaya Shun Chan dan mulai mengajar Yip Man sebagai seorang murid selama dua setengah tahun.

Ip Man kembali ke Fushan dan berkata kepada seniornya tentang lelaki tua itu bahwa ia telah kalah dan berguru dengan guru barunya itu. Ketika seniornya mengejek dia, Yip Man menantang mereka dan mengalahkan mereka dengan pengetahuan barunya. Yip Man tinggal di Fushan di mana ia terlibat dengan polisi demi mengangkat nama keluarga. Ip Man Pada tahun 1948 melarikan diri ke Hong Kong selama revolusi.

Yip Man merupakan seorang pesilat yang terlatih dengan baik, murid-muridnya yang terkenal antara lain Wong Shun Leung, Grandmaster William Cheung, dan Bruce Lee. Setelah 20 tahun mengajar di Hong Kong, Yip Man meninggal pada 1972.

Prinsip dasar Wingchun

Kungfu Wing Chun terkenal dengan ciri khas tertentu, yaitu: Berlatih dengan alat ‘manusia kayu Mok Yang Jong’, Teori garis tengah, siku yang kokoh dan tangan menempel(Chi sao).

Sebagian besar seni bela diri memiliki banyak bentuk atau latihan dasar. Sebaliknya, Wing Chun hanya memiliki tiga bentuk:

1. siu tao nium (berpikir sederhana0), yang mengajarkan gerakan-gerakan dasar, dan bagaimana untuk menghasilkan kekuatan pikiran dengan latihan terstruktur.
2. Jum Kiu(mencari jembatan), yang mengajarkan integrasi gerakan atas dan bawah tubuh dan cara berlatih berpasangan.
3. Biu jee (jari menembak), mengajarkan teknik menyerang dengan menggunakan energi yang dihasilkan dari putaran kaki, pinggang dan pundak.

Ada juga dua bentuk senjata tradisional Wing Chun: Ma chan dao dan Toya.

Kesederhanaan

Kesederhanaan mungkin merupakan prinsip yang paling jelas dari Wing Chun. Semakin sederhana metode anda, semakin tinggi kemungkinan tehnik beladiri ini bekerja. Ledakan serangan kekuatan garis lurus ke wajah, tubuh, dan pangkal paha musuh adalah metode paling sederhana serangan beladiri ini, menetralkan serangan masuk dengan struktur kuda kuda/langkah segitiga sederhana, dan teori garis tengah dalam bertahan dan menyerang. Semua kombinasi harus mengalir cepat dan efisien untuk tetap selaras dengan teori Wing Chun.

Wingchun merupakan beladiri yang didesain untuk digunakan langsung dalam pertempuran/perkelahian tanpa mempelajarinya terlalu lama. Tehnik yang digunakan berkarakteristik cepat, tepat, sederhana dan akurat serta “to the point” dalam menghadapi setiap serangan musuh. Bertahan dan menyerang mendapat porsi yang sama dalam beladiri ini. Tehnik tangan digunakan dalam 75%, namun tehnik kaki walau jarang dilakukan tapi sangat penting digunakan karena tehnik kaki dalam kungfu wingchun mendukung tehnik tangan.
Ip Man dan Bruce Lee.
Pengahargaan dan Nominasi
Penghargaan
PenghargaanKategoriNamaResult
Penghargaan Perfilman Hong Kongke-28 [2]Film TerbaikPemenang gelar
Sutradara TerbaikWilson YipNominasi
Aktor TerbaikDonnie YenNominasi
Aktor Pendukung TerbaikLam Ka-TungNominasi
Aktor Pendukung TerbaikLouis FanNominasi
Sinematografi TerbaikO Sing-PuiNominasi
Penyuntingan Film TerbaikCheung Ka-FaiNominasi
Tata Artistik TerbaikKenneth MakNominasi
Koreografi Aksi TerbaikSammo Hung, Tony Leung Siu-HungPemenang gelar
Desain Suara TerbaikKinson TsangNominasi
Efek Visual TerbaikHenri WongNominasi
Musik Orisinil TerbaikKenji KawaiNominasi
Iron Elephant Awards ke-2 [3]Film TerbaikPemenang gelar
Koreografi Aksi TerbaikSammo Hung, Tony Leung Siu-HungPemenang gelar
Aktor TerbaikDonnie YenPemenang gelar
Fantasia Festival 2009[4]Silver Prize: Best Asian FilmWilson YipPemenang gelar
Silver Prize: Guru Prize for Most Energetic Film of the FestivalWilson YipPemenang gelar
Penghargaan Perfilman Hong Kongke-46 [5]Koreografi Aksi TerbaikSammo Hung, Tony Leung Siu-HungPemenang gelar

IP Man Tailler

IP Man2  Tailler

Bad Guy

Setelah dianggap sebagai anak sendiri Choi Tae Song yang berganti nama menjadi Hong Tae Song didepak begitu saja dari keluarga barunya karena Hong Tae Song ‘yang asli’ telah ditemukan. Dalam keadaan terluka parah, Tae Song kecil terlantar dan terbiar di tengah hujan lebat, sembari menanti kedatangan orang tua yang selama ini telah membesarkannya di desa. Sementara itu di belahan kota yang lain, sebuah kecelakaan naas terjadi yang merenggut jiwa sepasang suami istri yang sejatinya dikenal sebagai keluarga Cho, orang tua Tae Song.
Shim Gun Wook yang hidup di bawah bayang-bayang masa lalunya sebagai Hong Tae Song, atas motif balas dendamnya, telah merencanakan tiap detail vegeance nya terhadap keluarga Hong. Dimulai dengan memikat hati Hong Mo Ne, mendekati dan meraih kepercayaan Hong Tae Song, sampai menjalin affair dengan Hong Tae Ra. Shim Gun WOok yang kemudian direksrut perusahaan Haessin pun berhasil menjatuhkan Hong Tae Gyun yang terlibat skandal saham sehingga menjerumuskan anak tertua keluarga Hong itu.
Madame Shin seperti kebakaran jenggot (jika saja dia punya) ketika mengetahui jati diri seorang Shim Gun Wook yang telah memporak porandakan keluarganya. Berbagai usahapun dilakukan Madame Shin dengan tujuan utama men-delete kembali sosok Hong Tae Song yang bersembunyi sibalik Shim Gun Wook.
Berakhir tragis dan ‘pathatic’ untuk tiap tokoh yang muncul di sini. No happy ending (spoiler dikit :P ) no entertaining. Padahal jalan cerita awalnya disusun bagus sekali dan sempat membuat penasaran. Namun rangkaian emosi yang dibangun sudah utuh sempat dipecah oleh draggingnya kisah cinta Hong Tae Song palsu dengan Moon Jae In, meski tidak saya pungkiri ini memang bagian dari ceritanya juga. Ketika di pertengahan sudah nyatu lagi dengan klimaks kasus yang muncul episode 13-14, jalan cerita yang tiba-tiba jadi ajaib membuat emosi saya sebagai penonton kembali terjun bebas, terlebih kelat kelit skenario cerita seputar gangguan mental yang dialami Shim Gun Wook is kinda rare and impossible alias ngeyel abis! Apakah hal tersebut memang disengaja untuk membuat jalan ceritanya susah ditebak ataupun sengaja untuk membuka peluang terhadap ide cerita lanjutan Season 2 nya Bad Guy, hanya sangseunim itu dan pihak-pihak terkait yang mengetahuinya. Buat saya sebagai penonton, episode 14 sampai 17 itu bisa dijalin lebih bagus di satu episode penutup yang manis meski ending cerita itu sendiri tidak manis.
Banyak selah lain yang juga terasa janggal, meski entah kenapa saya juga gak bisa berhenti meneruskan serial ini sampai endingnya yang.. “Kok gitu?” itu. Satu petikan menarik yang enak diliat di serial ini adalah interaksi lakon Kim Nang Gil (Hong Tae Song/Choi Tae Song/Shim Gun Wook) dengan Oh Yun Soo (Hong Tae Ra) yang somehow.. membuat saya sempat berpikir “Jangan-jangan udah pernah main satu layar sebelumnya di genre om2-tante2″ saking terasa nyatunya acting mereka sebagai pasangan affair di sini. Sementara Kim Nang Gil – Han Ga In entah karena rumitnya kisah cinta mereka sebagai Shim Gun Wook – Moon Jae In atau faktor X lain yang membuat acting keduanya kurang pas bin gak greget chemistry nya. Sedang Jim Jae Wook (pemeran Hong Tae Song palsu) yang keren banget di “Coffee Prince” ternyata gak cukup mampu untuk main sebagai second male actor di sini dengan kaku, agak lebay di beberapa scene dan ekspresinya yang itu-itu saja. Kim Jae Wook sepertinya masih butuh banyak latihan dan pesugihan khusus untuk meramu acting yang pas sesuai dengan tuntutan scenario yang ada.
Well then, untuk genre drama serial ini memang drama banget, sekalinya nonton pasti akan nagih untuk nonton terus demi untuk melihat ending misi-misi vegeance Shim Gun Wook. Ga jelek-jelek amat juga ga bagus amat. So.. 3 stars maybe?
Pemain:
Kim Nam Gil: Shim Gun Wook
Han Ga In: Moon Jae In
Kim Jae Wook: Hong Tae Song
Oh Yun Soo: Hong Tae Ra
Jung So Min: Hong Mo Ne
Jun Gook Hwan: President Hong
Kim Hye Ok: Madame Shin
Kim Jung Tae: Jang Kam Dok
Ha Joo Hee: Jun Hye Joo
Shim Eun Kyung : Moon Won In
Release: 26 Mei 2010
Sutradara: Lee Hyung Min
Bad Guy
ost. Bad Guy

Fugitive Plan B


hmmmm. belum ada kah yg nonton drama korea ini? kl belum, yuk mari noa "racuni" untuk nonton drama ini. hihihihihihi.

During the Korean War, a vast amount of money disappeared. Now, some 60 years later, the money has reappeared, leading to a frantic chase across the globe. Jin Yi (Lee Na Young) is a seemingly innocent woman who has hidden motives for approaching Ji Woo (Bi). Her plans are complicated by an unexpected romance developing between them, as well as the numerous pursuers hot on their trail. Kieko (Uehara Takako) is a famous Japanese singer who also gets tangled up in a relationship with this man. Little do they know that her father Hiroki (Takenaka Naoto), apart from being a business man, is a powerful yakuza. In this love triangle, who will finally win the love of Ji Woo? 

credit : drama wiki

alternative name : runaway plan b
cast :
# Bi as Ji Woo
# Lee Na Young as Jin Yi / Jini K.
# Lee Jung Jin as Chief Detective Do Soo
# Yoon Jin Seo as Detective Yoon So Ran
# Daniel Henney as Kai 

cameo :
# Lee Da Hae as Hye Won (cameo)
# MBLAQ (cameo) 

pertama kali liat drama ini di KBS, jujur agak underestimate sama drama ini, mengingat drama terakhir rain (yg action juga), a love to kill, aku kurang suka karena terlalu serius (beda banget sama full house *i'm a big fan of drama comedy, so i love comedy-romance*).

ternyata pas nntn sekilas di KBS kok peran rain di sana kocak (walau emang ini film action), jadi tertarik. sayangnya kl nntn di tv cable harus rebutan sama neneku (yg nntn metro tv melulu walau ada tv cable :eswete: ) jadi nntn online deeeh.

baru nntn episot pertama sih, tp woow, jadi tertarik nntn episot2 selanjutnya (biasanya aku kl nntn online di episot awal udah nggak tertarik, bisa nggak maju2 nontonnya krn nunggu buffer nya kan lama, udah lama, drama nya nggak seru jadinya malas). tp krn rain di sini konyol bangeet, aku jadi tertarik buat nntn. so, yuk nonton bareng (sama2 nntn fugitive : plan b tp di rumah masing2. hahahaha) drama ini, semoga tidak menyesal.




mau nonton online? yuk mari di sini aja, biasanya aku kl nonton online di mari (tp aku sarankan beli dvd aja, nonton online lamaaa. bisa bosen nunggunya. hehehe) Runaway Plan B Episode 1 | Watch Runaway Plan B Korean Drama Online

Fugitive Plan B- Lea Da He ma Rain di episode 1

Fugitive plan B

The Brotherhood of War (Tae Guk Ki)



Dilatarbelakangi Perang Korea yang terjadi pada tahun 1950, film ini mengisahkan tentang dua orang bersaudara Lee Jin-Tae dan Lee Jin-seok. Jin-Tae rela putus sekolah dan bekerja sebagai penyemir sepatu agar adiknya bisa bersekolah tinggi dan hidup lebih baik demi keluarga mereka (ayah mereka sudah wafat dan sang ibu kehilangan kemampuan bicara). Sebelum impian itu terwujud, Perang Korea pun pecah antara Korea Selatan dengan Korea Utara. Jin-Seok dipaksa masuk sebagai tentara karena terkena wajib militer dan Jin-Tae yang bermaksud ingin menyelamatkan adiknya ikut terkena wajib militer juga. Karena ingin adiknya bisa pulang dengan selamat dikarenakan sang adik sering sakit-sakitan, Jin-Tae membuat perjanjian dengan perwira atasannya. Intinya, jika ia berhasil meraih medali, adiknya bisa dikirim pulang kembali ke rumah. Maka Jin-Tae memaksa ikut dalam misi-misi yang sangat berbahaya dan berhasil. Jin-Seok yang salah paham, mengira upaya berani mati Jin-Tae semata mengejar penghargaan dan popularitas semata, akhirnya muak setelah Jin-Tae membunuh sahabat dekat mereka sendiri yang karena keadaan terpaksa harus berada di pihak musuh.
Jin-Seok pulang ke rumah dan mendapati tunangan Jin-Tae yaitu Young-shin ditangkap karena dicap sebagai komunis karena bekerjasama dengan Korea Utara. Young-shin pun hendak dieksekusi sehingga Jin-Seok harus berusaha menyelamatkan calon kakak iparnya itu. Di saat yang sama, Jin-Tae ikut pulang untuk mencari adiknya dan tiba tepat waktunya saat sang tunangan nyaris ditembak. Karena hasutan anggota Federasi Anti Komunis Korea Selatan yang akan melakukan eksekusi, Jin-Tae sempat meragukan kesucian kekasihnya dan itu berakibat dengan tewasnya sang kekasih. Jin-Seok pun kembali menuduh kakaknya sebagai pembunuh dan mereka berdua ditahan meski Jin-Tae mengantongi medali kehormatan yang didapatkannya selama perang. Dalam interogasi terhadap Jin-Tae, mendadak terjadi serangan dan kepala penjara memerintahkan agar para tawanan dibakar hidup-hidup. Jin-Tae yang patah arang setelah kematian kekasihnya dan mengira adiknya turut tewas terbakar akhirnya menyeberang ke pihak Korea Utara dan balik melawan negaranya sendiri, Korea Selatan. Kini giliran Jin-Seok yang berusaha membawa pulang kakaknya kembali pada negara dan keluarganya.

Nie film yang dibuat pada tahun 2004 ini benernya dach film lama.. Tapi gag tau kenapa aku suka dan pingin ngulang nonton nie film tapi setiap jelajahin rental kebanyakan dach pada ilang.. Sedihnya hatiku benernya,tapi mw gimana lagi. Jadi kloo ada yang tau rental mana masih ada nie film tolong kasih tau yach.. Hheheheee..
Film ini menurutku memenuhi semua unsur. Kisah yang apik, drama yang mengharukan (bagi yang mudah menangis, siapkan saputangan atau tisu sebelum menontonnya), sedikit komedi yang cukup membuat kita tersenyum, serta adegan peperangan yang dahsyat. Ditambah lagi film ini didukung oleh aktor dan aktris Korea Selatan terkenal (dua di antaranya adalah Won Bin dan Jang Dong-gun) yang berhasil memerankan karakternya dengan sangat bagus membuat kita akan ikut larut dalam jalinan kisah ini. Yang menjadi nilai tambah dalam film ini adalah editingnya yang rapi serta sinematografi dan tata suara yang mengagumkan. Jangan lupa, soundtrack-nya juga sangat enak dan melo untuk didengar sehingga membuat kita merasa terenyuh saat mendengarnya. Buat saya pribadi, film ini saya berikan 2 jempol setelah Saving Private Ryan.

Film dengan judul asli Taegukgi Hwinallimyo ini merupakan film Korea Selatan di tahun 2004 yang disutradarai oleh Kang Je-gyu. Saat dirilis di Inggris, film ini diberi judul Brotherhood: Taegukgi dan di Amerika Serikat berganti dengan judul Tae Guk Gi: The Brotherhood of War.
Kang Je-gyu sendiri terkenal setelah menyutradarai Shiri dan mampu menarik bintang-bintang tenar dan berbakat ke dalam filmnya ini yang mana menghabiskan dana sebanyak US$ 12,8 juta. Film ini menjadi film yang sangat sukses di Korea Selatan saat pemutarannya di tahun itu karena mampu menyedot penonton sebanyak 11,74 juta orang. Film ini menumbangkan rekor Simildo yang sebelumnya bertengger di film terlaris sepanjang masa.
Di Festival Film Asia Pasifik ke-50, Tae Guk Gi memenangkan penghargaan untuk kategori “Film Terbaik”, sementara Kang Je-gyu ikut mendapat penghargaan sebagai “Sutradara Terbaik”. Film ini juga merupakan satu dari empat film Korea yang ditayangkan pada International Fajr Film Festival di Iran pada tahun 2006. Di Grand Bell Awards (Academy Award-nya Korea Selatan), film ini memenangkan tiga penghargaan, masing-masing di kategori Art Direction, Sinematografi dan Sound Effect.

Selain dilimpahi dengan banyak penghargaan, film ini pun sukses secara komersial. Menurut catatan Box Office Mojo, Tae Guk Gi meraup pendapatan sebanyak $64,8 juta di Korea Selatan, $1,1 juta saat pemutaran terbatas di Amerika Serikat, dan $68,7 juta di seluruh dunia. Pokoknya, film ini sangat direkomendaikan buat kalian penyuka film bermutu.
link film : mediafire
link sub title : subscene
Tailler The Brotherhood of War

The Man from Nowhere (Ajoosie)/This Man

movie"Man-seok“Memangnya apa hubunganmu dengan anak itu, sampai kau mau susah payah menyelamatkannya?”
Tae-sik“Tetangganya.”


Benernya nie film dach keluar tahun 2010 kemaren.. Aku pun baru dapet kasetnya pertengahan bulan November tahun kemaren,yach selain karena Won Bin pemainnya tapi yang buat beda disisni Won Bin gag cuma berakting tentang cinta- cintaan doank..
Terbukti banyaknya kritikus yang menilai menarik dan memuji nie film dan beberapan penghargaan dach disabet ma nie film mpe jadi box office ngalahin film- film dari Holywood sono.
Jadi buat kalain yang suka ma film yang berbau perkelahian nie film cocok dech buat kalian tonton,karena sebagai ce' aq mengakui nie film cadas abiz bo'..
Pa lagi akting duet Won Bin dengan si mungil kim Sae Ron sangat memukau,Kim sae Ron sendiri walaupun dia masih muda dapat mengimbangi akting kdrama friends ini dengan sangat bagus..
So buat pecinta Won Bin dan film action nie film patut buat jadiin tontonan dan bakalan ku jamin gag nyesel kuq..

Film dibuka dengan adegan polisi menyergap anggota gangster pimpinan 2 bersaudara Man-seok/Jong-seok yang bertransaksi narkotika. Transaksi dan penyergapan gagal karena narkotika tersebut hilang dicuri penari klub malam. Cerita kemudian beralih pada hubungan unik antara anak sang penari bernama So-mi (Kim Sae-ron) dengan tetangganya lelaki penyendiri setengah baya yang dipanggil Ajeossi (Won Bin), seorang tukang gadai. Tak seberapa lama kemudian, para gangster mengetahui narkotika milik mereka diambil sang penari, mereka menyantroni rumah sang penari sekaligus menculik So-mi. Ketika anggota gangster mencari narkotika milik mereka yang disimpan si penari dalam bentuk kamera yang digandai, mereka bertemu dengan sang pemilik rumah gadai. Tanpa diduga, para gangster ini dipecundangi oleh si tukang gadai dengan mudah, malah mereka dibuat terkejut dengan betapa gampangnya si tukang gadai membunuh orang dengan darah dingin. Menyadari So-mi diculik oleh gembong narkotika yang juga memiliki bisnis menjual organ tubuh anak-anak, si tukang gadai berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan anak tetangganya tersebut. Polisi yang juga menelusuri kasus ini menemukan fakta kalau si tukang gadai bernama Cha Tae-sik ternyata memiliki latar belakang nol alias tak ada catatan tentang latar belakangnya selama beberapa tahun terakhir.
Yang patut dipuji dari film ini adalah totalitas akting seorang Won Bin yang bermain sebagai sosok penyendiri yang berusaha menyelamatkan anak tetangganya demi berdamai dengan masa lalunya yang kelam. Masih banyak orang yang menganggap Won Bin sebagai aktor yang mengandalkan tampang kerennya untuk meraih popularitas, walaupun setahuku Won Bin termasuk aktor yang sangat pemilih dalam mengambil peran. Hingga sekarang baru 5 film layar lebar yang dibintanginya dan seluruhnya menunjukkan talentanya sebagai aktor berbakat. Dalam film terakhirnya ini, Won Bin meraih penghargaan sebagai aktor terbaik dalam berbagai ajang festival yang diikuti oleh film ini, dan menurutku memang Won Bin pantas mendapatkannya atas permainannya yang apik. Ekspresi muram, depresi, marah, putus-asa, hingga kehangatan ketika berhadapan dengan anak tetangga mampu dilakoninya dengan baik. Won Bin memang beruntung mendapatkan peran seseorang dengan karakter pendiam yang lebih banyak mempertunjukkan emosinya dengan bahasa tubuh dibandingkan kata-kata. Sebagai pasangannya, aktris cilik Kim Sae-ron ternyata mampu mengimbangi dengan permainan memikat sebagai So-mi. Aku sangat menikmati setiap adegan yang menampilkan hubungan tarik-ulur antara Won Bin dan Kim Sae-ron. Adegan favoritku adalah dialog antara mereka berdua di meja makan.
Sebagai film thriller, proses editing film ini sangat mendukung dan boleh dikatakan editor film berhasil menampilkan pace cepat dan plot thriller dengan pas dan membuat penonton tetap tegang diantara kisah drama yang terselip didalamnya. Cerita dan skenario film cukup bagus walaupun tak bisa dibilang istimewa. Tapi paling tidak keduanya bisa menunjang kemampuan akting para pemainnya. Sinematografi dan tata kamera sangat menunjang, terutama untuk adegan aksi dan kejar-kejaran. Aku menyukai satu adegan ketika Won Bin yang dikejar polisi lari menabrak kaca sambil diikuti oleh kamera. Satu hal lagi yang menarik perhatianku, lagu milik grup Mad Soul Child yang berjudul Dear memang keren dan cocok menghiasi film drama thriller ini sebagai soundtrack.
Terakhir, adegan action dalam film ini benar-benar digarap dengan menarik. Gaya tarung Won Bin yang efektif ternyata tidak kalah keren koreografinya dibanding adegan tarung film-film Hongkong garapan 
udah bosen
 Donnie Yen. Aku menikmati seluruh adegan pertarungan yang dilakoni Won Bin, baik ketika dikeroyok banyak gangster, maupun duel dengan aktor Thailand Thanayong Wongtrakul yang berperan sebagai tukang pukul Man-seok. Lihat saja bagaimana Won Bin mencabik-cabik lawannya dengan pisau agar pengeroyoknya yang lain luntur nyali bertarungnya.
Tidak ada hal baru yang ditawarkan disini, khususnya pada premisnya. Tema tentang perjuangan menyelamatkan orang yang dicintai mungkin sudah sering kita saksikan dalam film-film bikinanHollywood, seperti Man on FireLeon the Professional ataupun Taken yang notabene dapat dengan mudah kita tebak klimaksnya, namun menariknya dalam The Man from Nowhere, tema yang cenderung Hollywood banget itu kemudian bertemu dengan tema balas dendam ala Korea Selatan yang sudah kita ketahui selama ini selalu berhasil di sajikan dengan ciri khasnya sendiri. Ya, banyak adegan-adegan penuh kekerasan tingkat tinggi disini, dan semuanya juga berhasil disajikan dengan tatanan sinematografi yang keren, betul-betul menggambarkan sebuah sajian action thriller sejati. Sayang di beberapa momen tertentu tetap saja Lee Jeong-beom tidak bisa melepaskan unsur melodrama mengharukan ala film-film Korea Selatan kebanyakan, menjadikan film ini sedikit terlalu lebay, untung saja porsinya tidak terlalu banyak.
Overall, terlepas dari premisnya yang klise, The Man from Nowhere harus diakui berhasil menyajikan sebuah sajian action thriller yang menarik dan seru hingga akhir, apalagi ditunjang dengan penampilan seorang Won Bin yang sukses menampilkan kemachoan-nya disini dengan balutan aksi baku hantam dan tembak menembak tingkat tinggi yang jelas sangat menghibur.
Tailler The Man from Nowhere

The Man from Nowhere